Pesawat terbang tanpa awak atau lebih umum disebut UAV, quadcopters atau drone lainnya. Pesawat ini biasanya dilengkapi dengan perangkat flight control autopilot menggunakan GPS dan kamera standar yang dikendalikan oleh perangkat autopilot itu sendiri menggunakan waypoint yg sudah di tetapkan melalui ground controll dari darat bisa membuat foto udara untuk peta kontur atau gambar dengan resolusi yang tinggi. Sedangkan pesawat yang dikendalikan radio controll perlu diterbangkan oleh pilot dari darat /GCS
Munculnya pesawat uav yang kecil, murah, dan mudah digunakan ini disebabkan oleh kemajuan teknologi yang luar biasa seperti yang sudah kita bahas di awal topik sensor MEMS kecil (akselerometer, gyros, magnetometer, dan sensor tekanan ), modul GPS kecil, prosesor yang selalu di tingkatkan, dan berbagai macam fitur modul radio pemetaan digital Semua komponen tersebut sekarang semakin baik dan murah dengan kecepatan procesor yang belum pernah dibuat sebelumnya, berkat penggunaannya di smartphone dan skala ekonomi luar biasa dari hal tersebut. Di inti pesawat tak berawak, autopilot menjalankan perangkat lunak khusus seperti openpilot seringkali firmware program bersifat open source.
Drone pertanian dapat memberi petani tiga jenis bantuan yang sangat ber faedah, Pertama, melihat hasil panen dari udara dapat mengungkapkan pola yang mengekspos segala sesuatu mulai dari masalah irigasi hingga variasi tanah dan bahkan mencegah serangan hama dan jamur yang terkadang tidak tampak . Kedua, kamera udara dapat mengambil gambar multispektral, menangkap data dari spektrum inframerah dan visual, yang dapat dikombinasikan untuk menciptakan tampilan tanaman yang menyoroti perbedaan antara tumbuhan sehat dan tertekan dengan cara yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang Akhirnya, pesawat tak berawak bisa melakukan survei panen setiap minggu, setiap hari, atau bahkan setiap jamnya. citra itu dapat menunjukkan perubahan pada tanaman, menunjukkan titik-titik masalah atau peluang pengelolaan tanaman yang lebih baik kedepanya . Gambar dibawah merupakan salah satu contoh hasil pencitraan sensor NDVI melalui uav.
Ini adalah bagian dari zaman menuju pertanian berbasis digital. seperti juga Peternakan saat ini yang sudah berubah karena hadirnya ilmu teknik, hasil otomatisasi dan inovasi lainnya yang dirancang untuk menumbuhkan lebih banyak makanan dengan sedikit persalinan. Traktor secara otonom menanam benih dalam jarak beberapa sentimeter dari lokasi target mereka, dan pemanen yang dipandu oleh GPS menuai hasil panen dengan akurasi yang sama. Jaringan nirkabel yang ekstensif mengembalikan data tentang hidrasi tanah dan juga faktor lingkungan ke server yang jauh untuk dianalisis. Tapi bagaimana jika kita bisa menambahkan kemampuan ini kemampuan untuk menilai kadar air tanah secara lebih komprehensif, menjadi lebih detail dalam kemampuan kita untuk mengenali masalah irigasi dan hama, dan mendapatkan pengertian umum tentang keadaan pertanian kita, setiap hari atau bahkan setiap jam? hal ini tentu membawa pengaruh sangat besar terhadap kehidupak manusia di masa depan dalam hal pengolahan dan penyediaan bahan pangan.
Gambar diatas merupakan contoh drone pertanian jenis sprayer yang mempunyai spesifik purpose untuk melakukan spraying pestisida atau bisa juga untuk pemupukan secara langsung ke tanaman di jalurnya dapat terbang dengan cara automatic waypoint maupun dengan meggunakan radio controller lebih cocok jika digunakan untuk lahan pertanian yang tidak terlalu luas Berbeda dengan fixed-wing uav, Multicopter seperti DJI, atau multicopter buatan sendiri untuk agriculture terkadang mempunyai daya angkat yang kurang serta endurance lebih kecil, kecuali jika sudah dilakukan improvisasi terhadap drone pertanian ini sendiri meski demikian harga multicopter lebih murah ketimbang fixed wing untuk hal semacam itu kami juga menyediakan multicopter spesial purpose seperti heavylift maupun untuk survey agriculture
Sedangkan Fixed wing drone seperti RAPID AgEagle, PrecisionHawk Lancaster dan SenseFly eBee SQ sering disukai oleh petani karena mereka dapat menjangkau lebih banyak area dan menghabiskan lebih banyak waktu di udara daripada platform multi-rotor seperti DJI Phantom namun sering kali di bandrol dengan harga yang lebih mahal daripada multicopter.
Setelah membaca artikel ini diharapkan kita dapat mengetahui lebih mendalam lagi mengenai pertanian modern di indonesia haruslah menggunakan cara ini agar lebih bisa menghasilkan panen yang besar juga lebih efisien dari segi waktu maupun biaya. Sebuah drone pertanian fixed wing lebih cocok digunakan untuk lahan terbuka yang luas di mana panjang garis lurus yang tidak terhalang memungkinkan dan sebuah rotor multi-rotor kecil digunakan untuk area pemecahan masalah / survey lahan dengan membeli quadcopter agricultural dengan harga terbaik disini, drone yang siap terbang seperti Phantom 4 PRO atau drone penyemprot rakitan yang salah satunya anda bisa pesan langsung melalui situs INI angka tersebut akan menjadi sangat kecil jika dibandingkan melakukan pemupukan atau survey lahan dengan cara konvesional yang berlangsung lama dan tidak efisien, Selain untuk survey lahan pertanian peranan drone pertanian dapat juga untuk melakukan penyerbukan, penyemprotan pestisida dan tugas lainya yang tentu akan menghemat biaya dan waktu anda.